Al Husniba Rezeka. PRODUKTIVITAS KERBAU GAYO BETINA DITINJAU DARI ASPEK REPRODUKSI DI KECAMATAN LINGE KABUPATEN ACEH TENGAH. Banda Aceh : Universitas Syiah Kuala, 2019

Abstrak

Kerbau gayo merupakan salah satu ternak yang telah ditetapkan sebagai rumpun kerbau gayo melalui keputusan menteri pertanian ri, nomor: 302/kpts/sr.120/5/2017 tanggal 4 mei 2017. pada tahun 2018 populasi kerbau gayo kabupaten aceh tengah mencapai 13.372 ekor (dinas peternakan dan perikanan kabupaten aceh tengah, 2018). aspek reproduksi merupakan salah satu sifat penting dalam upaya meningkatkan populasi kerbau. tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dan mengetahui produktivitas reproduksi ternak kerbau gayo betina di kecamatan linge kabupaten aceh tengah yang diharapkan akan dijadikan sebagai acuan pemerintah daerah mengenai peningkatan mutu genetik dan pengembangan program pelestarian kerbau gayo secara berkelanjutan demi menjaga keberlangsungan pertumbuhan populasi salah satu plasma nutfah nasional ini. penelitian ini telah dilaksanakan di kecamatan linge kabupaten aceh tengah meliputi empat desa yaitu desa pantan nangka, delung sekinel, umang dan gelampang gading.

Baca Juga : PRODUKTIVITAS KERBAU GAYO BETINA DITINJAU DARI ASPEK REPRODUKSI DI KECAMATAN LINGE KABUPATEN ACEH TENGAH (Al Husniba Rezeka, 2019) ,

Baca Juga : KARAKTERISTIK REPRODUKSI KERBAU GAYO BETINA DI KECAMATAN WIH PESAM KABUPATEN BENER MERIAH (Win Aramico Rindi, 2019) ,

pemilihan lokasi penelitian telah dilaksanakan secara purposive sampling yaitu pengambilan sampel berdasarkan atas suatu pertimbangan peneliti bahwa lokasi yang dijadikan sampel adalah lokasi yang memiliki jumlah ternak kerbau yang terbanyak dengan empat puluh orang orang responden dengan ketentuan minimal responden memelihara 2 (dua) ekor kerbau betina yang telah beranak minimal 2 kali dengan pengalaman peternak minimal selama 4 tahun. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei. variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah karakteristik reproduksi kerbau gayo betina meliputi: (a) umur berahi pertama (pubertas) dan kawin pertama, (b) umur beranak pertama, (c) lama bunting, (d) jarak beranak (calving interval), (e) jarak waktu kawin kembali setelah beranak (service periode), (f), dan (g) jumlah kelahiran per tahun. disamping itu dikumpulkan juga data-data deskripsi manajemen pemeliharaan kerbau gayo dan profil responden. data manajemen pemeliharaan kerbau di kecamatan linge meliputi: (a) pemeliharaan kerbau oleh responden, (b) sistem perkawinan, (c) gangguan reproduksi, dan (d) pengetahuan peternak tentang berahi kerbau. data profil peternak sebagai responden pemelihara kerbau yaitui: (a) umur respoden, (b) tingkat pendidikan responden, dan (c) pekerjaan responden. hasil penelitian menunjukkan bahwa kerbau gayo betina di kecamatan linge kabupaten aceh tengah mempunyai produktivitas reproduksi yang baik. kerbau gayo betina di kecamatan linge mengalami dewasa kelamin (pubertas) pada 33,8±0,63 bulan, rataan umur kawin pertama yaitu 35,4±0,67 bulan, umur beranak pertama 46,47±4,44 bulan, lama masa kebuntingan 332,25±26,64 hari, rataan selang beranak 14,82±1,81 bulan, jarak antara melahirkan sampai bunting kembali yaitu 3,42±0,50 bulan, dan memiliki persentase kelahiran anak mencapai 67,92%.

Tulisan yang relevan

ASPEK TEKNIS PEMULIAAN DAN PEMELIHARAAN KERBAU DI KABUPATEN GAYO LUES (SULAIMAN, 2014) ,

PROSPEK PENGEMBANGAN USAHATANI APELRN(STUDI KASUS PADA USAHATANI APEL SISWANTO)RNDI DESA DISPOT LINGE KECAMATAN LINGERNKABUPATEN ACEH TENGAH (FITRI SATYA NINGSIH, 2015) ,

KERAGAMAN REPRODUKSI KERBAU LOKAL BETINA PADA KONDISI PETERNAKAN RAKYAT DI KECAMATAN SEUNAGAN TIMUR KABUPATEN NAGAN RAYA (MUTAWALLI, 2019) ,


Kembali ke halaman sebelumnya


Pencarian

Advance



Jenis Akses


Tahun Terbit

   

Program Studi