| |
LUTHFY ALFAHMI. HUBUNGAN ANTARA LEVEL INTERFERON-TAU DENGAN INSIDEN KEMATIAN EMBRIO PADA SAPI ACEH. Banda Aceh : Universitas Syiah Kuala, 2019 |
|
AbstrakHubungan antara level interferon-tau (ifn-?) dengan insiden kematian embrio pada sapi aceh
abstrak
kematian embrio mengacu pada kematian yang terjadi antara proses pembuahan sampai selesainya tahapan diferensiasi sekitar hari ke-45 kebuntingan. penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara level interferon-tau (ifn-?) dengan insiden kematian embrio pada sapi aceh. dalam penelitian ini digunakan delapan ekor sapi betina dewasa, umur 3-5 tahun, bobot badan 150-250 kg, sehat secara klinis dan memiliki reproduksi normal (sudah pernah beranak dan minimal telah mengalami dua kali siklus reguler) dan empat ekor diantaranya bunting setelah disinkronisasi berahi dan diinseminasi buatan. sinkronisasi berahi dilakukan menggunakan hormon prostaglandin f2 alfa (pgf2?), intramuskulus, dengan dosis 5 ml, dengan pola penyuntikan ganda (interval 11 hari). koleksi sampel darah untuk pengukuran konsentrasi ifn-? dilakukan mulai hari ke-14 sampai dengan 18 pasca inseminasi. pengukuran
Baca Juga : PROFIL HORMON PROGESTERON DAN BOVINE INTERFERON-TAU (BIFN-T) PADA SAPI ACEH YANG MENGALAMI REPEAT BREEDING DAN NON-REPEAT BREEDING. (Husnurrizal, 2020) ,
Baca Juga : PERBANDINGAN KONSENTRASI INTERFERON-TAU PADA SAPI ACEH REPEAT BREEDING BUNTING DAN REPEAT BREEDING GAGAL BUNTING (Widia Fitri, 2019) , trasi ifn-? dilakukan menggunakan metode enzymelinked-immunoassay (elisa) menggunakan bovine interferon elisa kit (cusabio technology llc aii, usa). pemeriksaan kebuntingan dan kematian embrio dilakukan dengan menggunakan metode transrektal ultrasonografi pada hari ke-25 setelah inseminasi buatan. pemeriksaan diulang setiap 10 hari sampai hari ke-55 pasca inseminasi. konsentrasi ifn-? sapi bunting dibandingkan dengan sapi yang mengalami kematian embrio pada hari ke-14, 15, 16, 17, dan 18 masing-masing adalah 12,066±8,222 vs 17,853±11,126; 12,983±3,491 vs 20,503±3,858; 12,193±4,535 vs 16,458±8,065; 10,143±5,370 vs 17,604±1,888; dan 12,767±7,753 vs 15,096±6,955 pg/ml. dari hasil penelitian disimpulkan bahwa kematian embrio pada sapi aceh tidak berkaitan dengan ifn-?. kata kunci: sapi aceh, kematian embrio, ifn-?, elisa, Tulisan yang relevan INSIDEN KEMATIAN EMBRIO AKIBAT CEKAMAN PANAS DAN PENGARUH TERAPI DENGAN GONADOTHROPIN RELEASING HORMONE (GNRH) PADA SAPI ACEH (Farid Wajdi, 2017) ,AKURASI DIAGNOSIS KEBUNTINGAN DINI PADA SAPI ACEH MELALUI PENGUKURAN KONSENTRASI INTERFERON-TAU (IFN-?) (FISMA AMRI, 2019) , EFEK PEMBERIAN EKSTRAK HIPOFISA SAPI TERHADAP PENINGKATAN JUMLAH KORPUS LUTEUM DAN EMBRIO SAPI ACEH (Wida Puspita Arm, 2014) , |
|
|
Kembali ke halaman sebelumnya
Terkini
PROSPEK EKSPOR KOPI ARABIKA ORGANIK BERSERTIFIKAT DI KABUPATEN ACEH TENGAH |
ANALISIS KOMPARATIF TINGKAT PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH IRIGASI DAN PADI SAWAH TADAH HUJAN BERDASARKAN STATUS PENGUASAAN LAHAN DI KECAMATAN KUTA COT GLIE KABUPATEN ACEH BESAR |
KAJIAN PEMASARAN DAN KEUNTUNGAN PETANI KACANG TANAH DI KECAMATAN DARUSSALAM KABUPATEN ACEH BESAR |
STUDI PENDAPATAN RUMAH TANGGA PERTANIAN DI DATARAN TINGGI (KASUS DESA URING KECAMATAN BUKIT KABUPATEN BENER MERIAH) |
ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI TEMBAKAU DI KECAMATAN BANDAR BARU KABUPATEN PIDIE JAYA |