TEUKU SUFRIADI RAMADHANI. ANALISIS BANJIR BANDANG DI DAERAH ALIRAN SUNGAI ( DAS ) BARO. Banda Aceh : Universitas Syiah Kuala, 2019

Abstrak

Abstrak dalam sejarah kejadian banjir bandang di das baro, di sub das krueng beungga yang berada dihulu pernah mengalami empat kali banjir bandang yaitu pada tahun 1976, 1990, 2011, dan terakhir di tahun 2016. desa yang berdampak banjir bandang berada di desa beungga, desa pulo iee, desa lhok ketapang, desa alue calong, desa krueng seukek dan desa blang malo. tujuan dalam penelitian ini adalah menentukan luas, nilai kerugian dan upaya mitigasi untuk pengurangan risiko bencana. metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode kuantitatif dengan melakukan observasi dan wawancara terstruktur dengan 20 orang aparat desa dan 70 orang masyarakat. data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder dengan hasil akhir pemetaan menggunakan sistem informasi geografis. berdasarakan hasil analisis peta luas dan rumah yang berdampak pada empat periode tersebut adalah tahun 1976 luas 742 ha, 80 rumah berdampak, tahun 1990 luas 205 ha, 20 rumah berdampak, tahun 2011 luas

Baca Juga : ANALISIS BANJIR BANDANG DI DAERAH ALIRAN SUNGAI ( DAS ) BARO (TEUKU SUFRIADI RAMADHANI, 2019) ,

Baca Juga : STUDI PENELUSURAN (FLOW ROUTING) PADA SUNGAI KRUENG TEUNGKU KECAMATAN SEULIMUM KABUPATEN ACEH BESAR (topan erlangga, 2015) ,

, 8 rumah yang berdampak dan tahun 2016 luas 75 ha, 19 rumah yang berdampak. total kerugian dari ke empat periode banjir bandang tersebut sesuai kurs rupiah tahun 2018 adalah rp.575.000.000. upaya-upaya mitigasi struktural yang dilakukan perlu adanya reboisasi peremajaan hutan kembali di kawasan hulu sub das beungga. mitigasi non struktural perlu adanya kapasitas kearifan masyarakat lokal dalam menghadapi bencana banjir bandang. kata kunci : banjir bandang, das baro, kerugian, mitigasi. abstract in the history of the flash floods incident in the baro watershed, in the krueng beungga sub-watershed, which was once experienced by the flash floods four times, namely in 1976, 1990, 2011, and finally in 2016. villages that affected flash floods were in beungga village, pulo iee village, lhok ketapang village, alue calong village, krueng seukek village and blang malo village. the purpose of this study is to determine the extent, value of losses and mitigation efforts for disaster risk reduction. the method used in the study is a quantitative method by conducting observations and structured interviews with 20 village officials and 70 community members. the data used are primary data and secondary data with the end result of mapping using geographic information system. based on the results of the analysis of the wide map and house which had an impact on the four periods, in 1976 the area of 742 ha, 80 houses had an impact, in 1990 the area was 205 ha, 20 houses had an impact, in 2011 the area was 223 ha, 8 houses had an impact and in 2016 the area was 223 ha, 19 houses that have an impact. the total loss from the four flash floods periods according to the rupiah exchange rate in 2018 is rp.575 million. structural mitigation efforts carried out need to be reforestation of forest rejuvenation back in the upper beungga sub-watershed area. non-structural mitigation needs the capacity of local wisdom to deal with flash floods disaster. keywords: flash floods, baro watershed, losses,

Tulisan yang relevan

IDENTIFIKASI ZONA ANCAMAN BANJIR BANDANGRNPADA DAS KRUENG TEUNGKU RNKABUPATEN ACEH BESAR (Rika Vadiya, 2014) ,

ANALISIS BANJIR BANDANG KOTA SABANG (Murdiana, 2016) ,

PERENCANAAN KONSTRUKSI SABO DAM SEBAGAI UPAYA MENGATASI BANJIR BANDANG TANGSE (Nanda Melyadi Putri, 2013) ,


Kembali ke halaman sebelumnya


Pencarian

Advance



Jenis Akses


Tahun Terbit

   

Program Studi