NUR FATHANAH. EVALUASI TINGKAT KEKRITISAN HUTAN MANGROVE DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI SPASIAL DI KAWASAN PESISIR TIMUR ACEH. Banda Aceh : Universitas Syiah Kuala, 2019

Abstrak

Mangrove adalah sekelompok tanaman halofil yang hidup di kawasan pesisir pantai dimana keberdaannya dipengaruhi oleh proses-proses laut seperti pasang surut air laut. mangrove merupakan tanaman yang hidup pada kondisi lingkungan yang spesifik.. sebagai suatu ekosistem mangrove memiliki beberapa fungsi penting yaitu fungsi fisik, kimia, dan biologi namun masyarakat sering mengabaikan fungsi dari ekosistem mangrove tersebut. penyalahgunaan hutan mangrove yang dilakukan akhir-akhir ini telah menimbulkan berbagai kerusakan sehingga telah mengubah kemampuannya dalam menjalankan fungsi lingkungan dan biologinya. oleh sebab itu, untuk menjaga kelestarian ekosistem mangrove dan mempertahankan fungsi lingkungan dan biologisnya dilakukan penelitian mengenai tingkat kekritisan dan konservasi ekosistem mangrove dengan memanfaatkan teknologi spasial. penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode metode deskriptif dengan teknik survai yang terdiri dari 5 tahapan penelitian yaitu tahapan

Baca Juga : PENERAPAN METODE WEIGHTED OVERLAY UNTUK MENGANALISIS TINGKAT KEKRITISAN LAHAN MANGROVE DI BANDA ACEH (Muhammad Tri Rizki Munandar, 2018) ,

Baca Juga : PENILAIAN TINGKAT KEKRITISAN LAHAN MANGROVE DENGAN MENGGUNAKAN METODE MATCHING DI KOTA BANDA ACEH (Muhammad Fadil, 2019) ,

pan, pengumpulan data, analisis data spasial tentatif, survai lapang, analisis data spasial defenitif dengan menggunakan 3 parameter yaitu jenis penggunaan lahan, kerapatan tajuk tanaman dan ketahanan tanah terhadap abrasi serta dilakukan pengharkatan atau skoring untuk memperoleh data tingkat kekritisan mangrove. hasil analisis data diperoleh luas hutan/kawasan hutan mangrove yang tersebar di kawasan pesisir timur aceh adalah sebesar 29.429,52. jenis penggunaan lahan berupa hutan atau kawasan hutan di pesisir timur aceh seluas 29429,52 ha, tambak tumpangsari sebesar 8511, 06 ha dan penggunaan lainnya seperti pemukiman, tambak non tumpangsari, dan tanah kosong masing-masing sebesar 8827,5 ha sedangkan tingkat kerapatan tajuk tanaman mangrove pada masing-masing wilayah beragam dan umumnya didominasi oleh tingkat kerapatan kerapatan tajuk sedang seluas 20180, 53 ha serta tingkat ketahanan tanah terhadap abrasi yang diperoleh dari hasil analisis data geologi didominasi oleh jenis tanah yang tidak peka terhadap erosi atau abrasi seluas 43856,99 ha. tingkat kekritisan mangrove di kawasan pesisir timur aceh diklasifikasikan menjadi rusak berat seluas 5801,59 (13,36%) ha, rusak seluas 10420,06 ha (23,99%), dan tidak rusak seluas 27207,87 ha (62,65%). berbagai upaya yang dapat dilakukan untuk memulihka kembali hutan mangrove yang telah kritis diantaranya melalui kegiatan pemeliharaan bagi hutan mangrove dalam kondisi tidak rusak, kegitan penghijauan dan konservasi bagi kondisi hutan mangrove dalam kondisi rusak, dan kegiatan reboisasi atau penghijauan serta konservasi bagi hutan mangrove dalam kondisi rusak berat. hal ini dilakukan untuk memulihkan dan mengembalikan fungsi perlindungan, pelestarian, dan fungsi produksinya tanpa merusak kondisi

Tulisan yang relevan

IDENTIFIKASI NILAI EKONOMI EKOSISTEM HUTAN MANGROVE DI KOTA BANDA ACEH (ANDI RISDIANTO, 2020) ,

ANALISA PERUBAHAN HUTAN MANGROVE PASCA TSUNAMI DI BANDA ACEH DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI SIG DAN PENGINDERAAN JAUH (MAQHFIRATUL LAILI H, 2016) ,

PEMETAAN SEBARAN DAN LUASAN HUTAN MANGROVERNDI KECAMATAN LEUPUNG, KABUPATEN ACEH BESARRNDENGAN MENGGUNAKAN DATA CITRA LANDSAT 8 (PAWIT TRIMANTO, 2015) ,


Kembali ke halaman sebelumnya


Pencarian

Advance



Jenis Akses


Tahun Terbit

   

Program Studi