Razali Thaib. PENGEMBANGAN MATERIAL BERUBAH FASA SEBAGAI MEDIA PENDINGIN SISTEM FOTOVOLTAIK TERINTEGRASI PADA BANGUNAN. Banda Aceh : Universitas Syiah Kuala, 2018

Abstrak

Building integrated fotovoltaiks (bipv) merupakan satu kombinasi antara teknologi elektrikal dari panel surya fotovoltaik (pv) dengan konstruksi bangunan gedung. panel fotovoltaik diletakkan di kulit terluar bangunan dengan konstruksi yang menopang kepada struktur utama bangunan. energi radiasi matahari yang tiba pada permukaan pv, sebagian dipantulkan kembali dari permukaan pv sementara sebagian besar diserap dalam panel pv sebagian energi yang diserap dikonversi menjadi listrik sedangkan sisanya diubah menjadi energi panas yang dapat meningkatkan temperatur permukaan pv yang memiliki dampak negatif pada output listrik dari pv serta keandalan operasi jangka panjang panel pv hal ini yang mendorong perlunya pengaturan temperatur permukaan pv telah banyak penelitian dilakukan dalam usaha mempertahankan temperatur permukaan pv pada kisaran 24-26 0c. salah satau usaha tersebut adalah penggunaan material berubah fasa (phase change material, pcm) sebagai material penyimpan panas. akan

Baca Juga : PENGEMBANGAN MAKRO-ENKAPSULASI MATERIAL BERUBAH FASA SEBAGAI PENYIMPAN ENERGI PANAS PADA KOMPOSIT DINDING BANGUNAN (Hamdani, 2018) ,

Baca Juga : PENGEMBANGAN MAKRO-ENKAPSULASI MATERIAL BERUBAH FASA SEBAGAI PENYIMPAN ENERGI PANAS PADA KOMPOSIT DINDING BANGUNAN (Hamdani, 2018) ,

api sistem pv-pcm masih sangat baru dan berbagai usulan sampai saat ini belum memberikan solusi yang menyeluruh. hal tersebut membuka kesempatan untuk dilakukan penelitian lebih lanjut tentang pemanfaatan pcm pada panel pv yang diintegrasikan pada bangunan. penelitian ini dilakukan dalam tiga tahapan utama, pertama dimulai dengan penyiapan material berubah fasa sebagai material penyimpan panas. tiga material utama dipilih menjadi kandidat pcm yaitu beeswax, lilin parafin, dan campuran parafin-beeswax. karakteristik kandidat pcm diuji menggunakan differential scanning calorimetry (dsc) dan t-history method. hasil uji dsc dan t-history method diperoleh data temperatur lebur, panas laten, konduktivitas termal cair pcm, dan panas jenis spesifik (cp). dari hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa t-history method diperoleh hasil parafin melbur pada kisaran temperatur 51,72-53,90 oc, dan dengan entalpi laten 151,65 kj/kg. untuk pcm beeswax diperoleh temperatur lebur 57,40-61,79 oc, dengan entalpi laten 148,72 kj/kg. hasil pengujian kinerja pv-pcm, dilakukan menggunakan tiga bentuk wadah penampung pcm yaitu wadah segitiga, wadah setengah lingkaran dan wadah persegi empat. hasil pengujian menggunakan beeswax sebagai pcm dengan wadah segitiga mampu menjaga temperatur maksimum permukaan pv pada 51,2 oc, dibandingkan dengan temperatur permukaan pv tanapa pcm yang mencapai 62,1 oc. pada pengujian pcm beeswax dengan wadah setengah lingkaran mampu menjaga temperatur permukaan pv pada 45,5oc, sedangkan untuk wadah pcm segiempat diperoleh temperatur permukaan pv pada 60,38 oc. simulasi untuk menyelesaikan persamaan perpindahan panas dilakukan menggunakan software matlab. simulasi dilakukan pada kondisi radiasi matahari berbeda. hasil diperoleh efisiensi elektrik pv menggunkan pcm diperoleh sebesar 11,7 %, sedangkan efisiensi elektrik pv standar sebesar 10%. dari hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa beeswax dan parafin sangat potensial digunakan sebagai pcm untuk pendinginan panel pv.

Tulisan yang relevan

KAJI EKSPERIMENTAL KOLEKTOR SURYA DILENGKAPI MATERIAL PENYIMPAN ENERGI PANAS (T.M. INDRA RIAYATSYAH, 2014) ,

UJI EKSPERIMENTAL SISTEM PEMANAS AIR TENAGA SURYA MEMANFAATKAN MATERIAL PENYIMPAN PANAS (Razi Muhammad, 2014) ,

REKONTRUKSI PALEOCHANNEL DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELECTRICAL RESISTIVITY TOMOGRAPHY (STUDI KASUS DI BANDA ACEH) (Muzakir, 2017) ,


Kembali ke halaman sebelumnya


Pencarian

Advance



Jenis Akses


Tahun Terbit

   

Program Studi