Muhammad Yani. PROSES BERPIKIR SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA BERDASARKAN LANGKAH-LANGKAH POLYA DITINJAU DARI ADVERSITY QUOTIENT. Banda Aceh : Universitas Syiah Kuala, 2017

Abstrak

Abstrak muhammad yani (2014). proses berpikir siswa sekolah menengah pertama dalam memecahkan masalah matematika berdasarkan langkah-langkah polya ditinjau dari adversity quotient. matematika memiliki objek yang abstrak sehingga untuk memahaminya tidak cukup hanya dengan menghafal tetapi dibutuhkan adanya proses berpikir. penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan proses berpikir dan menganalisa kesulitan siswa dalam memecahkan masalah matematika berdasarkan langkah-langkah polya ditinjau dari adversity quotient (aq). penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif yang subjek penelitian adalah siswa kelas ix smpn 1 banda aceh yang terdiri dari tiga siswa. pemilihan subjek menggunakan teknik pemilihan sampel bertujuan ( purposive sampling) dan didasarkan pada tingkat aq dan kelancaran komunikasi siswa. pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode wawancara berbasis tugas, kemudian dilakukan triangulasi untuk memeriksa

Baca Juga : KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA BERDASARKAN LANGKAH-LANGKAH IDEAL PROBLEM SOLVING DITINJAU DARI ADVERSITY QUOTIENT (AQ) (RIDHA YUNIARA, 2018) ,

Baca Juga : ANALISIS KEMAMPUAN PROBLEM SOLVING DALAM MENYELESAIKAN MATERI ARITMATIKA SOSIAL SISWA KELAS VII SMP NEGERI 7 BANDA ACEH TAHUN AJARAN 2015/2016 (fajriah, 2016) ,

absahan data. data dianalisis dengan menggunakan konsep miles dan huberman: meliputi tahap reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. hasil penelitian menunjukkan bahwa; (1) subjek climber melakukan proses berpikir secara asimilasi dalam memahami, menyusun rencana penyelesaian, dan memeriksa kembali penyelesaian masalah. sementara itu, dalam melaksanakan rencana penyelesaian masalah proses berpikir yang dilakukan adalah asimilasi dan akomodasi. kesulitan yang dialami subjek climber dalam memecahkan masalah matematika adalah kesulitan dalam memahami beberapa makna soal dari masalah yang diberikan, (2) subjek camper juga melakukan proses berpikir secara asimilasi dalam memahami, menyusun rencana penyelesaian, dan memeriksa kembali penyelesaian masalah. namun, melakukan proses berpikir secara asimilasi dan akomodasi dalam melaksanakan rencana penyelesaian masalah. kesulitan yang dialami subjek camper dalam memecahkan masalah matematika disebabkan lupa konsep, kesulitan memahami makna soal dari masalah yang diberikan dan terkadang juga kurang teliti ketika memecahkan masalah , dan (3) subjek quitter melakukan proses berpikir secara asimilasi dan akomodasi dalam memahami dan melaksanakan rencana penyelesaian masalah. sementara itu, dalam menyusun rencana penyelesaian dan memeriksa kembali penyelesaian masalah dilakukan proses berpikir secara asimilasi. kesulitan yang dialami subjek quitter dalam memecahkan masalah matematika disebabkan belum memahami dengan baik beberapa konsep dalam matematika, kesulitan memahami makna soal dari masalah yang diberikan dan kurang teliti ketika memecahkan masalah. kata kunci: proses berpikir, pemecahan masalah, langkah-langkah polya, adversity quotient

Tulisan yang relevan

HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL POLYA PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL KELAS VIII SMP NEGERI 17 BANDA ACEH (ANGGUN SUCI SYAFITRI, 2015) ,

PROFIL BERPIKIR METAFORIS (METAPHORICAL THINKING) SISWA MTSN DALAM MEMECAHKAN MASALAH ALJABAR DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF (MUTHMAINNAH, 2017) ,

PROFIL BERPIKIR METAFORIS (METAPHORICAL THINKING) SISWA MTSN DALAM MEMECAHKAN MASALAH ALJABAR DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF (MUTHMAINNAH, 2017) ,


Kembali ke halaman sebelumnya


Pencarian

Advance



Jenis Akses


Tahun Terbit

   

Program Studi