Aminah Khairun Nisa. Kajian Pembuatan Tepung Biji Alpukat (Persea gratissima Gaertn) dengan Variasi Lama Perendaman dalam Larutan Natrium Metabisulfit. Banda Aceh : Universitas Syiah Kuala, 2014

Abstrak

Persentase biji alpukat mencapai 17-39% dari total bobot satu buah alpukat (persea gratissima gaertn). berdasarkan produksi alpukat di propinsi aceh pada tahun 2011 sebesar 7.462 ton, maka potensi limbah biji alpukat mencapai 1.268,54 ton/tahun. kandungan pati yang tinggi pada biji alpukat memungkinkan pemanfaatan limbah biji alpukat menjadi tepung. namun dalam pengolahannya terjadi reaksi pencokelatan. perendaman biji dalam larutan natrium metabisulfit (na2s2o5) dapat dilakukan untuk mencegah reaksi pencokelatan tersebut. tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh lama perendaman biji alpukat dalam larutan na2s2o5 terhadap mutu tepung biji alpukat yang dihasilkan. bahan yang digunakan adalah biji alpukat, yang diperoleh dari pedagang jus buah di kawasan kota banda aceh dan kabupaten aceh besar, air dan na2s2o5. penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (ral) non faktorial dengan tiga kali ulangan. perlakuan yang diberikan adalah lama perendaman dalam larutan

Baca Juga : KAJIAN PEMBUATAN TEPUNG BIJI ALPUKAT (PERSEA GRATISSIMA GAERTN) DENGAN VARIASI LAMA PERENDAMAN DALAM LARUTAN NATRIUM METABISULFIT (Aminah Khairun Nisa, 2014) ,

Baca Juga : PENGARUH LAMA PERENDAMAN DALAM LARUTAN NATRIUM METABISULFIT TERHADAP KARAKTERISTIK TEPUNG UBI JALAR UNGU (Suci Alviana Dulva, 2017) ,

5 (n) dengan konsentrasi 3.000 ppm yang terdiri dari lima taraf, yaitu: n1= 0 menit, n2= 15 menit, n3= 30 menit, n4= 45 menit dan n5= 60 menit. analisa mutu tepung yang dihasilkan pada setiap perlakuan meliputi analisis rendemen, densitas curah, kadar air, kadar abu, derajat keasaman (ph) dan uji kesukaan terhadap warna dan aroma. data yang diperoleh, dianalisa menggunakan analysis of variance (anova) dan dilanjutkan dengan uji beda nyata terkecil (bnt). mutu tepung biji alpukat yang dihasilkan memiliki nilai rerata rendemen sebesar 12,37%, densitas curah 0,45 g/cm3, kadar air 9,75%, kadar abu 1,25% dan ph 7,45. rerata skor kesukaan terhadap warna adalah 6 (agak suka) dan aroma adalah 4 (agak tidak suka). hasil penelitian menunjukkan bahwa lama perendaman dalam larutan na2s2o5 berpengaruh tidak nyata terhadap rendemen, densitas curah, kadar air, kadar abu dan organoleptik warna. sedangkan derajat keasaman (ph) dan organoleptik aroma dipengaruhi secara nyata oleh perlakuan perendaman dalam larutan na2s2o5. berdasarkan hasil uji lanjut bnt dapat disimpulkan bahwa perlakuan terbaik adalah perendaman selama 15 menit dalam larutan na2s2o5, dimana pada perlakuan ini diperoleh nilai ph 7,57 rendemen 12,75%, densitas curah 0,42 g/cm3, kadar air 10,78%, kadar abu 1,17% dan skor kesukaan terhadap warna dan aroma masing-masing adalah 6 dan

Tulisan yang relevan

KAJIAN VARIASI LAMA PERENDAMAN DALAM LARUTAN NATRIUM METABISULFIT (NA2S2O5) PADA PENGOLAHAN TEPUNG KENTANG (PIPIT ARIVA, 2017) ,

KAJIAN VARIASI LAMA PERENDAMAN DALAM LARUTAN NATRIUM METABISULFIT (NA2S2O5) TERHADAP KUALITAS TEPUNG PISANG KEPOK ( MUSA PARADISIACA) (ADE RIKA MARSITA, 2019) ,

PENGARUH LAMA PERENDAMAN DALAM LARUTAN KALSIUM HIDROKSIDA (CA(OH)2) PADA PEMBUATAN TEPUNG BIJI ALPUKAT (M. Nazir Shadiq, 2017) ,


Kembali ke halaman sebelumnya


Pencarian

Advance



Jenis Akses


Tahun Terbit

   

Program Studi