Riski Amalia. MOTIF RAGAM HIAS PADA PAKAIAN ADAT PERNIKAHAN SUKU ALAS DI KABUPATEN ACEH TENGGARA. Banda Aceh : Fakultas FKIP Universitas Syiah Kuala, 2016

Abstrak

Abstrak kata kunci : motif, pakaian, makna penelitian yang berjudul “motif ragam hias pada pakaian adat pernikahan suku alas di kabupaten aceh tenggara” ini mengangkat masalah bagaimana motif ragam hias pada pakaian pernikahan suku alas di kabupaten aceh tenggara dan apa saja makna motif-motif yang terdapat didalamnya. penelitian ini bertujuan memaparkan motif-motif yang disulam pada pakaian pernikahan terdahulu dan pakaian modern, baik pakaian pria maupun pakaian wanita. subjek dalam penelitian ini adalah zumadin dan suhardi sebagai petua adat di maa, juga kadri dan mardiana sebagai pengrajin sulam alas dan pemilik penyewaan pakaian adat. objek dalam penelitian ini adalah motif ragam hias yang terdapat pada pakaian pernikahan suku alas. pendekatan penelitian ini dilakukan secara deskriptif kualitatif yaitu dengan cara mendeskripsikan hasil atau menarik kesimpulan melalui hasil data-data yang diperoleh dari wawancara, observasi dan dokumentasi. cara pengambilan data motif ragam

Baca Juga : MODIFIKASI PAKAIAN ADAT PERKAWINAN KABUPATEN ACEH TENGGARA (Masniar, 2017) ,

Baca Juga : RAGAM HIAS DAN NILAI SIMBOLIS PADA PAKAIAN PENGANTIN ADAT ACEH TENGAH (Supriana, 2018) ,

as pada pakaian pernikahan suku alas dan makna yang terkandung pada pakaian diperoleh melalui observasi (pengamatan), wawancara dan dokumentasi dengan menggunakan instrument penelitiannya berupa panduan wawancara, panduan observasi dan panduan dokumentasi serta kamera guna mendapat data yang valid. dari hasil penelitian diperoleh data tentang motif ragam hias pada pakaian adat pernikahan suku alas. motif-motif yang terdapat pada pakaian adat pernikahan ini berupa motif embun bekhangkat, pucuk khebung, semut beriring, jekhjak pantemken, mte baning, lempang kentang, pgakh anak, bunge mbakau, bunge jambu, embun bekhangkat bulung tebu, jalan ular, bunge empat, bunge waluh, dan khentape. makna yang terkandung pada motif ini melambangkan tatakrama, saling hormat menghormati, yang mana kehidupan penuh dengan tantangan dan rintangan yang berliku-liku sehingga kita harus dapat membentengi diri dengan keimanan, keislaman, ketauhidan dan

Tulisan yang relevan

BENTUK PENYAJIAN TARI PELEBAT DI SANGGAR LAC SUKU ALAS KABUPATEN ACEH TENGGARA (Mellya Safitri, 2017) ,

RAGAM MOTIF KAIN ULOS BATAK DI DESA PAHLAWAN KABUPATEN ACEH TAMIANG (Siti Hastina Udfa , 2015) ,

RAGAM HIAS DAN NILAI SIMBOLIS PADA PELAMINAN ADAT BENER MERIAH (Yulia Maulita Yr, 2018) ,


Kembali ke halaman sebelumnya


Pencarian

Advance



Jenis Akses


Tahun Terbit

   

Program Studi