MAHDI IBRAHIM. FUNGSI MAA DALAM MELESTARIKAN BUDAYA PANTUN DI KABUPATEN ACEH TAMIANG (STUDI DI INSTITUSI MAJELIS ADAT ACEH TAMIANG). Banda Aceh : Fakultas FISIPOL Universitas Syiah Kuala, 2016

Abstrak

Abstrak mahdi ibrahim fungsi maa dalam melestarikan budaya pantun di kabupaten aceh tamiang (studi di majelis adat aceh tamiang) fakultas ilmu sosial dan ilmu politik universitas syiah kuala (masrizal, ma, saifuddin bantasyam, sh, ma) majelis adat aceh merupakan salah satu lembaga keistimewaan aceh dalam melaksanakan pembangunan bidang adat istiadat. majelis adat aceh yang kemudian disingkat menjadi maa kabupaten aceh tamiang memiliki salah satu fungsi dalam melestarikan adat budaya di aceh tamiang yaitu salah satunya fungsi dalam melestarikan adat pantun pada acara resepsi pernikahan. penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyebab bergesernya nilai adat budaya pantun pada masyarakat aceh tamiang serta untuk mengetahui dan mengkaji fungsi maa dalam melestarikan adat pantun di aceh tamiang. penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif analisis, selain itu informan yang diperoleh berdasarkan dengan metode purposive sampling.

Baca Juga : TRADISI BERBALAS PANTUN DALAM ADAT PERKAWINAN MASYARAKAT ACEH TAMIANG (“DILEMA KEUTUHAN DAN KEBERLANJUTANNYA”) (Siti Sarah, 2019) ,

Baca Juga : BERBALAS PANTUN DALAM ADAT PERKAWINAN DI DESA MUKA SUNGAI KURUK KECAMATAN SERUWAY KABUPATEN ACEH TAMIANG (Isra Fahriati, 2014) ,

tuk menganalisis penelitian ini, peneliti menggunakan teori peran yang dikemukakan oleh soerjono soekanto. data yang diperoleh peneliti dikumpulkan dengan cara wawancara mendalam serta observasi dan dokumentasi, data selanjutnya dianalisis dengan menggunakan pendekatan kualitatif. hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa saat ini keberadaan pantun di aceh tamiang telah berubah keberadaannya dimana dahulu sering digunakan dan kini sudah jarang ditemui. selain itu nilai yang terkandung didalamnya juga berubah dimana dahulunya terdapat nilai nasehat serta syiar di dalamnya dan sekarang hanya sebatas untuk hiburan belaka. adapun faktor mempengaruhi bergesernya nilai pada pantun tersebut antara lain karena pengaruh modernisasi yang menuntut masyarakat mengikuti perkembangan jaman. selanjutnya kurangnya sosialisasi dari pihak terkait baik dari pihak maa maupun pihak terkait lainnya serta minimnya tokoh yang paham akan pantun dan minimnya minat masyarakat terhadap pantun itu sendiri. kata kunci: fungsi, maa, pelestarian,

Tulisan yang relevan

KEDUDUKAN DAN FUNGSI MAJELIS ADAT ACEH DALAM PELAKSANAAN OTONOMI KHUSUS ACEH (MAURISKA KHAIRUNNISA, 2020) ,

RAGAM MOTIF KAIN ULOS BATAK DI DESA PAHLAWAN KABUPATEN ACEH TAMIANG (Siti Hastina Udfa , 2015) ,

ANALISIS PENGGUNAAN PANTUN DALAM BUDAYA MASYARAKAT GAYO LUES (Susi Susanti, 2019) ,


Kembali ke halaman sebelumnya


Pencarian

Advance



Jenis Akses


Tahun Terbit

   

Program Studi